MANTAN Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra kembali mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kali masalah bukan soal hukum, melainkan masalah konflik horizontal yang tak kunjung selesai di tanah Papua. SBY, jangan biarkan rakyat frustrasi dengan kepemimpinan Anda yang lemah. Bisa rusak bangsa dan negara ini! Kata Yusril
Menurut Yusril, pemimpin sejati adalah pemimpin yang mampu menggelorakan semangat rakyat dan yakinkan mereka akan sebuah harapan. Dengan demikian, lanjutnya, negeri yang dihuni sekitar 240 juta jiwa manusia ini akan menuju keadaan yang lebih baik. Kepada SBY, Yusril mengajak menyelesaikan konflik di tanah candrawasih tersebut dengan cara memakai teori yang pernah diterapkan Muhammad Natsir.
Mengatasi Papua, saya pakai teori Natsir. Pemerintah harus memenangkan peperangan merebut hati rakyat. Kalimat ini dalam maknanya, katanya. Menurut Yusril, ketika Soumokil memproklamasikan Republik Maluku Selatan, Perdana Menteri Natsir datang ke Ambon naik kapal perang yang dikomandani Kol Daan Jahja. Saat itu PM Natsir langsung turun memasuki Ambon. Dengan pengeras suara dia perintahkan umat Kristen agar berlindung. Mereka yang berlindung di rumah ibadat dijamin aman. Yang membangkang, ditindak tegas TNI.
Dlm beberapa hari PM Natsir mampu atasi keadaan di Ambon! Pemimpin harus berani turun ke gelanggang seperti PM Natsir. Atasi keadaan segera. Jangan biarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian, kata Yusril Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia ini menegaskan, walau rakyat seluruh nusantara hidup di era globalisasi jiwa kebangsaan janganlah luntur.
Pertahankan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke! Kalau negara kita kini sedang sakit, mari sama-sama kita sembuhkan! Jangan dorong daerah memisahkan diri dari negara kesatuan kita! Indonesia tetap potensial menjadi negara kuat dan maju di dunia! Jangan frustrasi dengan keadaan sekarang. Perbaiki yg salah di negara ini. Para pendahulu telah berjuang dengan darah dan air mata untuk memerdekakan dan menyatukan bangsa ini. "Jangan kita rusak jerih payah dan pengorbanan mereka"
0 comments