Thursday, July 11, 2013

Yusril: Pensiunan saya sebagai menteri 850 ribu per bulan

Jadi menteri itu bagi Yusril Ihza Mahendra adalah sebuah amanah, bukan sesuatu yang diharap-harapkan apalagi dengan meminta-minta. sejarah telah mencatat bahwa Yusril Ihza Mahendra dan orang-orang di Partai Bulan Bintang ketika menjadi Menteri, mereka di minta bukan Meminta atau menawarkan diri seperti yang lain. jadi Yusril dan kawan-kawannya adalah orang-orang yang dibutuhkan sehingga tidak ada Hutang Budi atau perasaan tidak enak ketika dalam menjalankan amanah mereka mengingatkan Presiden bahkan tidak setuju dengan tindakan Presiden.

Yusril Ihza Mahendra adalah sosok yang jelas tidak pernah mengatakan "yes bos!" didepan dan mengatakan hal yang berbeda dibelakang Presiden.
"Jika ada sesuatu yang salah maka saya tidak bisa hanya berdiam diri, tapi saya harus kemukakan pandangan saya terhadap hal tersebut. Karena kita tahu bahwa itu salah dan kita berkewajiban untuk membenarkannya,”
 
Yusril mengatakan mengapa Partainya hingga hari ini tidak mempunyai uang yang besar seperti yang lain

 "PBB ini memang penyakitnya tidak berduit, itu saja yang dari dulu. Kalau kita banyak duit nya barangkali partai kita ini lebih besar daripada sekarang. Tapi Insya Allah kedepan ini lebih baik kita dibandingkan dengan yang lalu. Kenapa kita tidak berduit? Karena memang kita tidak terlibat korupsi"
 
Yusril sudah  3 kali menjadi menteri, dan menurut Yusril orang menjadi menteri itu jangan dipikir enak seperti gambaran banyak orang. karena menjadi menteri itu tiap hari dimaki orang, kerjanya banyak sudah itu gajinya kecil. 

Ada kejadian lucu ketika Yusril ditanya Almarhum ibundanya, berapa uang pensiun yang didapatkannya setelah tidak lagi menjadi menteri? Yusril bilang 850 ribu rupiah. ibunya yang pensiunan Janda karena Almarhum ayah Yusril adalah kepala KUA kecamatan, mengatakan

“Oh, masih besaran saya 50 ribu! Pensiun saya 900 ribu!” 
 
Makanya jabatan Menteri bagi Yusril adalah amanah bukan suatu hal yang perlu dikejar-kejar apalagi sampai meminta-minta.
 
Load disqus comments

0 comments