Tanggal 15 Agustus 2013, Siang bapak Dwianto Ananias, S.IP berkunjung ke kantor Prof. Yusril Ihza Mahendra. Dalam pertemuan itu sekitar jam 03:00 bapak Dwianto menceritakan kronologis permasalahan tanah rakyat yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
Mendengar Informasi tersebut, Prof. Yusril langsung tertarik dan menyatakan siap untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan ini. Beliau ingin secepatnya bertemu masyarakat. beliau ingatkan saat dikantornya bahwa kedatangannya nanti 100% masalah hukum dan minta jangan dikaitkan dengan masalah politik!
Ditengah jadwal yang padat dan ketat yg sudah ter schedule, beliau menyanggupi bertemu dengan warga. Beliau dan team langsung membuka schedule dan mencari sisa-sisa waktu kosong dalam beberapa hari kedepan. Ada sedikit waktu lowong pada tanggal 18 agustus 2013 malam dan beliau langsung schedule untuk bertemu warga.
Bagi yusril, masalah ini adalah masalah kemanusiaan. Soal kebutuhan utama manusia. Soal tempat berlindung dari panas dan hujan. Tempat berlindung keluarga.
Pada tanggal 18 agustus 2013, beliau datang ke rumah bapak Dwianto Ananias, yang kebetulan juga Caleg DPRD DKI Dapil 4 No.1 (Cakung, Pulo Gadung dan Matraman) dari Partai Bulan Bintang. Kedatangan beliau di sambut dengan baik oleh warga RW 04 Kelurahan Pulo Gadung dan 14 perwakilan RT. Mereka sudah mendengar bahwa yusril akan datang, tapi belum begitu yakin apakah seorang tokoh nasional mau mengunjungi tempat mereka. Namun Mereka begitu suprise ketika Yusril benar-benar menampakkan batang hidungnya dihadapan mereka.
Setelah Isya, yusril dan rombongan bersama warga RW 04 berangkat dari kediaman pak Dwianto Ananias, menuju tempat warga yang membutuhkan bantuan hukum. Ada sedikit kendala saat itu karena jalan menuju lokasi cukup jauh dan sempit. Sebagian orang menyarankan Prof. Yusril naik motor ke lokasi, biar masyarakat yang lain jalan ke lokasi. Mendengar hal itu yusril memutuskan untuk berjalan kaki saja bersama-sama warga menuju lokasi RW 010.
"Ayo kita jalan saja" kata yusril.
Akhirnya yusril diiringi ratusan warga dengan berjalan kaki menuju lokasi, Selama perjalanan banyak warga yang kaget dan tidak percaya kedatangan tokoh nasional dan mantan Menteri di beberapa rezim. mereka meneriakkan nama prof. Yusril, Mereka berhamburan mendatangi dan menyalami beliau. Kemudian ikut berjalan bersama Yusril menuju lokasi. Masuk dari gang sempit satu ke gang sempit lainnya. Karena gang yang dilewati cukup sempit hingga perjalanan beberapa kali tertahan. Warga disana berkesempatan memanfaatkan untuk sekedar salaman dan menyapa. Yusril sepanjang jalan tersenyum dan menyapa warga disana. Menyapa balik warga berkumpul diwarung, bengkel, rumah yg terbuka dan sebagainya. Hal ini menepis semua isu mengenai beliau yang pongah dan tidak humble.
Ditengah jadwal yang padat dan ketat yg sudah ter schedule, beliau menyanggupi bertemu dengan warga. Beliau dan team langsung membuka schedule dan mencari sisa-sisa waktu kosong dalam beberapa hari kedepan. Ada sedikit waktu lowong pada tanggal 18 agustus 2013 malam dan beliau langsung schedule untuk bertemu warga.
Bagi yusril, masalah ini adalah masalah kemanusiaan. Soal kebutuhan utama manusia. Soal tempat berlindung dari panas dan hujan. Tempat berlindung keluarga.
Pada tanggal 18 agustus 2013, beliau datang ke rumah bapak Dwianto Ananias, yang kebetulan juga Caleg DPRD DKI Dapil 4 No.1 (Cakung, Pulo Gadung dan Matraman) dari Partai Bulan Bintang. Kedatangan beliau di sambut dengan baik oleh warga RW 04 Kelurahan Pulo Gadung dan 14 perwakilan RT. Mereka sudah mendengar bahwa yusril akan datang, tapi belum begitu yakin apakah seorang tokoh nasional mau mengunjungi tempat mereka. Namun Mereka begitu suprise ketika Yusril benar-benar menampakkan batang hidungnya dihadapan mereka.
Setelah Isya, yusril dan rombongan bersama warga RW 04 berangkat dari kediaman pak Dwianto Ananias, menuju tempat warga yang membutuhkan bantuan hukum. Ada sedikit kendala saat itu karena jalan menuju lokasi cukup jauh dan sempit. Sebagian orang menyarankan Prof. Yusril naik motor ke lokasi, biar masyarakat yang lain jalan ke lokasi. Mendengar hal itu yusril memutuskan untuk berjalan kaki saja bersama-sama warga menuju lokasi RW 010.
"Ayo kita jalan saja" kata yusril.
Akhirnya yusril diiringi ratusan warga dengan berjalan kaki menuju lokasi, Selama perjalanan banyak warga yang kaget dan tidak percaya kedatangan tokoh nasional dan mantan Menteri di beberapa rezim. mereka meneriakkan nama prof. Yusril, Mereka berhamburan mendatangi dan menyalami beliau. Kemudian ikut berjalan bersama Yusril menuju lokasi. Masuk dari gang sempit satu ke gang sempit lainnya. Karena gang yang dilewati cukup sempit hingga perjalanan beberapa kali tertahan. Warga disana berkesempatan memanfaatkan untuk sekedar salaman dan menyapa. Yusril sepanjang jalan tersenyum dan menyapa warga disana. Menyapa balik warga berkumpul diwarung, bengkel, rumah yg terbuka dan sebagainya. Hal ini menepis semua isu mengenai beliau yang pongah dan tidak humble.
Perjalanan akhirnya sampai ke kantor RW 010 dan di terima oleh Pak Budi Santoso, Ketua RW 010 dan Bebeng Tokoh Pemuda setempat. Kantor RW ini juga dimanfaatkan sebagai taman kanak-kanak. Sehingga kantor RW bukan seperti layaknya kantor RW lainnya, karena ditembok banyak tempelan pelajaran untuk murid-murid TK.
Di kantor RW tidak terlihat satupun atribut yang berbau partai. Karena memang dari awal beliau sudah wanti-wanti bahwa ini urusan hukum bukan politis. Hal yang sama juga dilakukan beliau saat mengurus permasalahan untuk rakyat kecil, baik dikalimantan, bali, Belitung dan beberapa daerah lainnya. Beliau selalu minta jangan dipolitisir.
Pertemuan dengan warga di kantor RW bersama 14 Pengurus RT dilingkungan RW 010 dan team 9 bentukan warga, menyampaikan permasalahan mereka yg sampai 30 tahun lebih tidak terselesaikan, dan seperti dipermainkan. ada 6.000 Kepala Keluarga disana.
Yusril memperhatikan dengan seksama, dan membaca beberapa dokumen yang diberikan warga, kemudian memberikan pandangan2 hukum dan sejarah pertanahan dengan sangat detail dan begitu jelas. Dengan bahasa yang mudah dimengerti. Warga kemudian yg diwakili team 9 menyampaikan beberapa pertanyaan, yang langsung dijawab tuntas oleh Prof. Yusril.
Menurut Yusril Hingga kini warga tidak tahu status lahan yang mereka tempati, apakah tanah negara bebas, eks eigendom verponding ataukah milik seseorang, Beliau akan menurunkan tim untuk menemui Badan Pertanahan Nasional, untuk mempertanyakan kepemilikan tanah tersebut. Sebab, kalau tidak ada pemiliknya berarti tanah milik negara. apalagi sejak 1992 warga membayar Pajak Bumi Bangunan (PBB) atas tanah yang mereka tempati. Namun kini kantor pajak menolak menerimanya. Kantor pajak mengatakan PBB-nya telah lunas dibayar, namun tidak bersedia menjelaskan pihak mana yang membayarnya.
Tokoh Pemuda Remaja Pulo Gadung, Bebeng (Foto Paling kiri) |
"Warga jadi bingung, sehingga penduduk tidak dapat mengurus hak atas tanah tersebut dengan sebab-sebab yang tidak jelas. BPN menolak permohonan warga tanpa alasan yang jelas," Kata Yusril
Pertemuan itu diakhiri dengan foto bersama para Pengurus RT, ketua RW, team 9 dan warga dengan Prof. Yusril.
Diluar tempat acara, masyarakat berkumpul dengan antusias dan mengucapkan Terima Kasih karena Prof. yusril siap menjadi kuasa hukum mereka dengan cuma-cuma alias gratis!
Inilah salah satu bukti Penerapan "Tegakan keadilan dan kepastian hukum" yang selama ini diteriakan oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra.
0 comments